Ber-Ramadhan di Rumah Sakit
“Untung dan buntung tidak bisa ditolak dan dihindari, tinggal bagaimana kita menyikapi”
Sebagian besar umat muslim berharap bisa ber-Ramadhan di rumah bersama keluarga, menjalankan puasa, sholat tarawih, dan ibadah lainya. Namun apa daya manusia berencana dan Pencipta tentunya yang menentukan.
Tak sedikit saudara-saudara kita yang terbaring lemah di ruang rawat di rumah sakit ketika Ramadhan tiba, yang didera kesakitan, kelemahan, dan ketidak berdayaan. Begitu juga anggota keluarganya harus merelakan waktu, tenaga, dan financial untuk mengurusi anggota keluarganya yang sedang di rawat dirumah sakit. Ini merupakan cobaan dan ujian harus dihadapi, Alloh pasti punya rencana terbaik buat mahkluk-Nya, baik kebaikan didunianya atapun kelak di akherat. Di bulan Ramadhan begini Alloh membuka pintu rezeki, pintu mujarabnya doa, pintu pengampunan. Terkadang kesusahaan, cobaan, dan penderitaan adalah bentuk kasih sayang Alloh pada hambanya agar hambaNya lebih dekat dengan penciptanya. Konon orang yang susah, teraniaya, menderita itu dekat dengan Alloh, maka dari itu jangan membuat tambah susah orang yang sedang dilanda kesusahan. Kesabaran adalah kuncinya. Beribadah dimanapun bisa, Tuhan ada dimana-mana.
Ber-Ramadhan di rumah sakit bagi petugas kesehatan adalah hal biasa, rutinitas. Dan merupakan resiko dalam pekerjaan, sebagai komitmen sedari dulu ketika menjadi petugas kesehatan jadi pilihan. Dan mereka yakin Alloh lebih tahu apa yang mereka kerjakan dalam tugasnya,tentunya tidak ada alasan tidak ber-ramadhan. Namun harus pandai-pandai menggunakan kesempatan dan waktu. Layanannya adalah ibadah, pekerjaannya adalah ibadah. Dan pelayanan atau tugas bukan alasan untuk tidak beribadah. Meski di rumah sakit ada fasilitas masjid yang menyelenggarakan sholat tarawih berjamaah tidak serta merta mereka bisa ikut, perlu lihat situasi dan kondisi serta harus kompromi sama teman sesama jaga, bergantian salah satu solosinya. Berbuka puasa dan makan sahur jauh dari keluarga adalah biasa, dan tentu merupakan pengeluaran ektra.

Sudah menjadi kebiasaan di setiap datangnya bulan Ramadhan masjid As-Syifa RSUD dr Harjono Ponorogo menyelenggarakan ibadah-ibadah yang bernuansa Ramadhan, sholat tarawih berjamaah, menyediakan takjil dan makanan untuk berbuka dan sahur yang jumlahnya sekitar 150-200 bungkus disetiap menjelang berbuka dan makan sahur. Menjelang adzan magrib nasi dan takjil sudah siap, begitu adzan magrib dikumandangkan takjil dibagi untuk berbuka, dan setelah sholat magrib berjamaah barulah nasi dibagikan. Untuk makan sahur jam 3 pagi sudah disiapkan, bagi yang berpuasa tinggal melangkah ke masjid untuk bersantap sahur, dan bagi yang tidak bisa menuju masjid karena harus menjaga keluarganya yang sakit bisa dibawakan. Makanan dan takjil berasal dari para donatur dan dana kas masjid, ini semua dilakukan untuk ikut meringankan beban keluarga pasien yang menjalankan puasa serta untuk menghemat waktu dan tenaga kalau makan keluar.
Di setiap subuh dan dhuhur ada siraman rohani dari ustad-ustad luar untuk memberikan tauziahnya bagi karyawan atau para pengunjung.
Untuk sholat Idul Fitri, RSUD dr Harjono menyelenggarakan di halaman depan yang bisa menampung jamaah lebih banyak, selain karyawan, keluarga pasien, banyak juga masyarakat yang berada di sekitar rumah sakit.
Alloh Maha Bijaksana, diamanapun kita beribadah tentu ada nilainya, dan menilai ini hak mutlak Sang Pencipta. Hadapi dan jalani apa yang ada didepan mata, itu lebih utama. Alloh itu pemaaf dan pemurah, hanya kita saja yang kadang kala sering mempersulit diri.
“Salam Ramadhan”
“Selamat menunaikan ibadah Ramadhan”
“Selamat menunaikan ibadah Ramadhan”
Komentar
Posting Komentar