Bijaksana Di Saat BBM Langka
Pengendara dan motornya kompak naik becak
Seperti halnya kemarin (26/08/14), Ponorogo - Yogyakarta adalah jalur yang setia bulan bahkan 2 minggu sekali harus kami tempuh, awalnya mengendarai kendaraan pribadi namun karena setiap minggu harus bolak-balik Ponorogo-Yogyakarta membuat kami harus memeras pikiran, terlebih di saat BBM langka seperti hari-hari ini.

suasana stasiun sekarang bersih, aman, dan nyaman
Untuk bulan berikutnya kami mencoba naik bus AKAP, dan resikonya kami harus berangkat lebih awal, berangkat dari terminal Purboyo Madiun jam 4 pagi dan sampai terminal Giwangan sekitar jam 9-10 pagi, dan meneruskan perjalanan deng bus Trans Jogya. Murah karena ongkos separoh dari harga tiket ekonomi kereta dan lebih banyak bisa beristirahat dalam perjalanan, tapi resikonya sesampai di tempat tujuan sering terlambat dan tergesa.
Kejadian kemarin sungguh bikin otak harus diputar, berangkat dari terminal bus Madiun jam 4 pagi namun menunggu bus dari arah Surabaya ke Yogyakarta sampai jam 5 pagi belum ada yang nongol, terminal bus sepi karena para sopir beralasan takut kehabisan BBM di perjalanan, beruntung jam 5 seperempat ada bus dari Surabaya yang mau melanjutkan ke arah barat. Meski penuh sesak kami masih mendapat tempat duduk, sepanjang perjalanan Madiun-Solo jalanan padat merayap, tampak samping kanan kiri bahu jalan dipenuhi truk-truk besar yang berhenti di kanan kiri terutama di area SPBU mulai dari Madiun, Maospati, Ngawi Sragen, sampai Solo. Sesampai di Sragen si sopir bus mengumumkan bila perjalanan hanya sampai di erminla Solo karena BBM menipis dan waktu terlalu siang, karena bus yang kami tumpangi biasanya jam 7 pagi sudah masuk terminal Giwangan dan saat itu jam sudah hampir jam setengah 9.

kereta Prameks, di stasiun Solo Balapan pagi itu, photo dari ponsel
Begitu memasuki jembatan Taman Jurug saya memutuskan untuk minta diturunkan di stasiun terdekat, sesuai jadual perjalanan kereta jam 8:50 dan 9;15 ada kereta dari stasiun Balapan Solo ke arah Stasiun Lempuyangan Yogyakarta. Sopir bus akhirnya menurunkan kami di persilangan rel stasiun Balapan solo, lalu kami berjalan menyusuri rel masuk ke stasiun, segera berlalari menuju loket, dan betul sesuai perkiraan kami mendapat tiket kereta jarak pendek Parameks dengan harga tiket 6 ribu, separoh tiket bus. Dan tak lama kemudian kereta datang kami segera naik, dan sesampai di stasiun Lempuyangan jam 10:24 an, segera kami mencari becak meuju RS Mata Yap, dan segara registrasi, dan lagi lagi kami beruntung karena pas jam 11 ketika loket akan ditutup kami datang,dan setelah itu loket di tutup.
Rumah sakit terlihat sepi tidak seperti biasanya, dari cerita antar pasien dan keluarga banyak pasien yang dari luar kota tidak bisa masuk ke kota Yogyakarta karena tidak ada angkutan dan SPBU tidak ada BBM. Seperti yang dialami pak Suroto yang sama-sama berasal dari Ponorogo berangkat dari rumah jam 2 pagi, sampai Yogyakarta jam 6 pagi, dan harus ngantri BBM di daerah Prambanan hampir 3 jam itupun hanya mendapatkan BBM pertamaks dibatasi uang 100 ribu, dan dia masih dipusingkan lagi pulangnya nanti harus mencari BBM agar dia dan keluarganya bisa pulang.
Beruntung akhirnya kakak saya bisa ditangani dokter dengan perjuangan diperjalanan yang luar biasa, karena antrian kakak saya sudah sedari 6 bulan yang lalu, dan bila kali ini tidak bisa dilayani kakak saya harus mengantri lagi 6 bulan mendatang. Dan pulangnya esok harinya kami naik kerata karena tidak mau ambil resiko, dan benar di sepanjang jalan antara Yogyakarta sampai Madiun antrian kendaraan di setiap SPBU luar biasa.

kereta ekonomi, menolong kami

Petani tua ini mengantri disela sela antrian kendaraan dengan jiregen

mobil, motor, petani, serta pedagang eceran saling berebut

Komentar
Posting Komentar